Sebelum memperoleh
kemedekaan, bangsa Indonesia terlebih dahulu memproklamasikan kemerdekaannya
yang dikenal dengan “Proklamasi Kemerdekaan”. Proses ini berawal dari
terdengarnya berita kekalahan Jepang dari pihak sekutu, seketika juga kelompok
pemuda mendesak Sukarno-Hata untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Bangsa
Indonesia. Akan tetapi dengan alasan menunggu janji Jepang untuk memberikan
kemerdekaan Indonesia, Sukarno-Hata tidak dengan segera memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia. Hal inilah yang mendorong para pemuda melakukan aksi
penculikan terhadap Sukarno-Hata ke Rengasdengklok yang akhirnya dikenal dengan
“Peristiwa
Rengasdengklok”. Proses perumusan teks prokalamasi kemerdekaan
bertempat di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda dengan tujuan keamanan dan
tidak terganggu oleh pihak Jepang.
Upaya mempertahankan kemerdekaan
Indonesia melalui berbagai upaya, yaitu perlucutan senjata Jepang, menghadapi
tentara sekutu dan NICA, serta perjuangan politik untuk mendapatkan pengakuan
internasional. Kedatangan pihak sekutu ke Indonesia dengan tujuan melepaskan
tawanan perang tentara sekutu dari Jepang dan melucuti tentara Jepang pada
awalnya diterima dengan baik oleh rakyat Indonesia. Namun setelah tahu
kedatangan sekutu diboncengi oleh NICA (Netherlands Indies Civil Administration)
dengan tujuan Belanda ingin menguasai kembali wilayah Indonesia, akhirnya
terjadilah konflik di berbagai daerah di Indonesia. Pada masa itu Belanda
melalui pemimpin Van Mook membentuk Negara-negara bagian, yaitu NIT (Negara
Indonesia Timur), Negara Pasundan, Daerah Istimewa Borneo Barat, Negara Madura,
Negara Sumatra Timur, Negara Jawa Timur.
Perjuangan Bersenjata dalam Usaha Mempertahankan Kemerdekaan
1. Pertempuran Lima Hari di Semarang (14-19 Oktober 1945)
Pada peristiwa ini
gugur Dokter Karyadi yang ditembak pasukan Jepang. Akhirnya pecah perang antara
pasukan Jepang dengan rakyat Indonesia dan pasukan Jepang yang mengakibatkan
banyaknya korban.
2. Peristiwa heroik di Surabaya
Peristiwa ini terjadi
pada tanggal 10 November 1945 diawali dengan ultimatum dari pasukan sekutu
(Inggris) pada bangsa Indonesia untuk menyerahkan senjata dengan membawa
bendera putih sebagai tanda menyerah pada sekutu sebagai akibat tewasnya
Brigjen Mallaby. Namun sampai batas waktu yang dijanjikan tidak diindahkan
akhirnya terjadilah pertempuran yang mengakibatkan banyaknya jatuh korban.
3. Bandung Lautan Api
Peristiwa ini terjadi
pada bulan Oktober 1945 ketika pasukan sekutu memasuki kota Bandung untuk mengambil
alih tawanan Jepang dan melucuti senjata mereka. Pihak Sekutu juga meminta
Indonesia untuk menyerahkan senjata yang berhasil dirampas dari pihak Jepang.
Namun permintaan itu tidak dihiraukan oleh Indonesia akhirnya tanggal 23 Maret
1946 meletuslah pertempuran tersebut. Adanya perintah dari pusat untuk
mengosongkan kota Bandung, akhirnya pasukan meninggalkan kota Bandung dengan
terlebih dahulu membumihanguskan kota Bandung bagian selatan.
4. Peristiwa Medan Area
Peristiwa ini bermula
dengan kedatangan pasukan sekutu yang diboncengi NICA pada tanggal 9 Oktober
1945. Kedatangan mereka yang bermaksud untuk memperkuat pasukan Westerling
(Belanda) yang diterjunkan sebelumnya akhirnya memberikan kesimpulan bahwa
Belanda bermaksud untuk menjajah kembali. Akhirnya terjadi
ketegangan-ketegangan yang menimbulkan konflik antara Inonesia dengan Belanda.
5. Peristiwa Merah Putih di Menado
Terjadi pada tanggal
14 Desember 1945 di mana para pemuda Menado yang tergabung dalam pasukan KNIL
bersama rakyat berhasilo merebut Menado, Tomohon, dan Minahasa dari tangan
sekutu/Belanda. Daerah yang direbut tersebut dikibarkan bendera Merah Putih.
6. Pertempuran Ambarawa
Pertempuran ini
terjadi pada tanggal 15 Desember 1945 antara pasukan Inggris (Sekutu) melawan
pasukan Indonesia (Divisi V Banyumas) di bawah Kolonel Soedirman.
Dalam pertempuran itu
pasukan Indonesia berhasil memukul mundur pasukan Inggris. Untuk mengenangnya
didirikan Monumen Palagan Ambarawa.
7. Pertempuran Puputan Margarana di Bali
Puputan artinya
perang habis-habisan. Perang ini terjadi pada tanggal 26 November 1946 antara
pasukan Belanda dan rakyat Bali. Dalam peperangan ini tokoh Ngurah Rai dan
seluruh pasukannya gugur.
8. Pertempuran 11 Desember 1946 di Sulawesi Selatan
Pertempuran ini
terjadi di wilayah Sulawesi Selatan sperti Polongbangkeng, Pare-Pare, dan Luwu.
Pejuang yang gugur salah satunya yaitu Emmy Saelan.
9. Agresi Militer Belanda I
Terjadi tanggal 21
Juli 1947 di mana Belanda telah melanggar Perjanjian Linggarjati dengan
melancarkan serangan secara tiba-tiba. Serangan
tersebut diarahkan di kota-kota besar di Jawa dan Sumatra terutama daerah
minyak dan perkebunan.
10.
Agresi Militer
Belanda II
Terjadi
pada tanggal 19 Desember 1948 di Yogyakarta. Serangan ini telah melanggar
Perjanjian Renville. Melihat hal ini, Sukarno dan Hata mengirim radiogram
kepada Mr Syarifudin Prawiranegara yang berkunjung di Bukittinggi Sumatra untuk
segera membentuk pemerintahan darurat RI di Bukittinggi.
Beberapa Perjuangan
Melalui Jalur Diplomasi (Perundingan).
1. Perundingan
Soekarno – Van Mook
Pertemuan dimulai tanggal 23 Oktober 1945
di Gambir. Dalam perundingan ini tidak menghasilkan apa-apa, namun sebagai
langkah awal merintis jalan perundingan selanjutnya.
2. Pertemuan
Sutan Syahrir – Van Mook Pertama
Pertemuan ini juga tidak menghasilkan
keputusan apa-apa karena Belanda tetap berpegang teguh pada isi pidato Ratu
Wilhelmina tanggal 7 Desember 1942.
3. Perundingan Hooge Veluwe
Perundingan ini terjadi tanggal 14 – 21 April
di Hooge Veluwe di kota kecil Belanda. Perundingan ini menemui jalan buntu yang
mengakibatkan hubungan Indonesia– Belanda semakin memburuk.
4. Perundingan Linggarjati
Perundingan ini menghasilkan :
1.
Belanda mengakui kekuasaan de facto RI atas Jawa, Madura, dan Sumatra.
2. Pemerintah Belanda
bersama RI akan bersama-sama mendirikan Negara Indonesia Serikat (NIS) tanggal 1 Januari 1949
3. RI dan Belanda
merupakan satu uni (gabungan) yang dikepalai Ratu Belanda
5. Perundingan Renville
Hasil dari perundingan ini :
1. Akan dibentuk RIS (Republik Indonesia Serikat)
2. Belanda akan tetap
berkuasa di Indonesia sampai saat penyerahan kedaulatan.
3. Kedudukan RIS sejajar dengan Belanda
4. RI merupakan bagian dari RIS
5. Pasukan RI harus ditarik keluar dari daerah
pendudukan yang berhasil direbutnya.
6. RI harus mengakui daerah yang berhasil diduduki
Belanda sejak Agresi Militer Belanda Pertama.
6. Perundingan Roem Royen
Hasil pertemuan ini :
1. Angkatan bersenjata Indonesia akan menghentikan
semua aktivitas gerilya
2. Pemerintah RI dikembalikan ke Yogyakarta
3. Pemerintah RI akan menghadiri KMB
4. Angkatan bersenjata Belanda akan menghentikan
semua operasi militer dan membebaskan tawanan perang
7. Perundingan Inter Indonesia
Perundingan hanya ke dalam wilayah
Indonesia yang diwakili dari RI dan BFO (Negara Bagian Indonesia). Tujuannya untuk
menyamakan langkah dalam menghadapi KMB di Den Haag.
8. Perundingan KMB (Konferensi Meja Bundar)
Hasil KMB adalah :
1. Belanda mengakui
kedaultan RIS (Republik Indonesia Serikat) kecuali wilayah Irian Barat yang
akan diselesaikan dalam waktu satu tahun.
2.
Dibentuknya UNI Indonesia-Belanda dengan monarchi Belanda sebagai Kepala
Negara.
3. Hutang Hindia Belanda diambil alih oleh
RIS.