Kedatangan agama Islam di Indonesia
sesuai catatan Dinasti Tang terjadi pada abad ke-7, namun bukti yang kuat
terjadi pada abad ke-11 dengan ditemukannya makam Fatimah binti Maimun di Leran
Gresik. Selain itu pada abad 13 melaui catatan Marcopolo dan batu nisan Sultan
Malik al Saleh. Pada abad 14 juga ditemukan batu nisan muslim kuno di Tralaya
dan Trawulan, serta abad 15 melalui catatan musafir Cina yaitu Ma-huan dan
makam Maulana Malik Ibrahim.
Sebab-sebab
Islam mudah diterima di Indonesia :
- Masuknya Islam mudah, cukup mengucapkan kalimat syahadat.
- Islam tidak mengenal sistem kasta
- Penyebarannya dengan cara damai
- Peribadatan dan kebudayaannya cukup sederhana
Masuknya
agama Islam melalui cara:
1.
Jalur Pelayaran dan Perdagangan
Pelayaran
dari saudagar Arab yang berdagang ke Cina melalui jalur laut melalui Selat
Malaka dan singgah di pantai utara Sumatera sekaligus melakukan perdagangan
yang kemudian terjadi proses Islamisasi.
2.
Jalur Perkawinan
Dalam
melakukan perdagangan juga terjadi perkawinan dengan gadis setempat yang
kebanyakan anak penguasa yang menjadikan proses Islamisasi berkembang dengan
cepat.
3.
Jalur Pendidikan
Jalur
pendidikan ini ditempuh melalui dakwah langsung dan pendirian pondok pesantren
dengan santri dari penduduk.
4.
Jalur Kebudayaan
Jalur ini
umumnya dilakukan Walisanga melalui asimilasi budaya yang berkembang melaui
media gamelan, wayang, lagu dolanan, dsb.
Peranan Walisanga
dalam Penyebaran Islam
Nama-nama walisanga disingkat dengan “JAMUKU GAMPANG JAGA DIRI”, Ja=Jati,
Mu=Muria, Ku=Kudus, G=Gresik, Amp=Ampel, Ang=Bonang, Jaga=Kalijaga, D=Drajat,
Iri=Giri. Secara lebih lengkap berarti Sunan Gunung Jati, Sunan Muria, Sunan
Kudus, Sunan Gresik, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan Drajat,
Sunan Giri.
Peranan Walisanga :
Sebagai
penyiar (penyebar) agama Islam
Sebagai
penasehat raja-raja Islam
Sebagai
pendukung kerajaan-kerajaan Islam
Sebagai
pelopor pengembang kebudayaan daerah
Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
1.
Kerajaaan Perlak
Merupakan
Kerajaan Islam pertama di Indonesia, berdiri sekitar tahun 225 H (abad ke-3)
Sumber-sumber
sejarah berupa naskah-naskah tua berbahasa Melayu dan peninggalan berupa
benda/bangunan.
2.
Kerajaan Samudra Pasai
Muncul
sekitar abad ke-13 (merupakan gabungan kerajaan Samudra dan kerajaan Pasai)
Raja yang
pertama Sultan Malik al Saleh, raja yang kedua Sultan Malik at Tahir, yang
terakhir Sultan Malik at Tahir II
3.
Kerajaan Malaka
Pada abad
ke-14 Malaka menjadi bandar penting di Asia Tenggara
Raja yang
pertama Sultan Iskandar Syah (Parameswara), kemudian disusul Sultan Muhammad
Syah,Sultan Mudhafar Syah, Sultan Mansyur
Syah.
Pada
tahun 1511 Malaka jatuh ke tangan Portugis.
4.
Kerajaan Aceh Darusalam
Didirikan
oleh Sultan Ibrahim yang bergelar Sultan Ali Mughayat Syah.
Puncak
kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636) yang pada masa
pemerintahannya menyusun UU tentang tata pemerintahan yang disebut ‘Adat
Mahkota Alam’.
Raja yang
terakhir yaitu Sultan Iskandar Tani.
5.
Kerajaan Demak
Didirikan
sekitar abad ke-15 oleh Raden Patah yang memerintah tahun 1500-1518 M.
Pada
tahun 1513 mengirim armada Demak dibawah pimpinan Pati Unus (putera R.Patah)
untuk menyerang Portugis di Malaka.
Raja
kedua adalah Pati Unus, memerintah tahun 1518-1521M
Raja
terakhir adalah Sultan Trenggana (1521-1546 M)
Akhir
Kerajaan Demak terjadi pertentangan antar keluarga yang diakhiri dengan
kemenangan Adiwijaya sehingga pusat pemerintahan berpindah ke Pajang.
6.
Kerajaan Pajang
Berdiri
setelah terjadi kericuhan di Kerajaan Demak
Raja
pertama dan terakhir adalah Adiwijaya
Akhir
Kerajaan Pajang kekuasaan Pangeran Benawa diserahkan kepada saudara angkatnya
yaitu Sutawijaya (putra Ki Ageng Pemanahan).
7.
Kerajaan Mataram
Perintis
berdirinya yaitu Ki Ageng Pemanahan yang mendapat hadiah tanah Mataram (alas
mentaok) dari Adiwijaya atas jasanya mengalahkan Arya Penangsang.
Raja yang
berkuasa yaitu Panembahan Senopati
(Sutawijaya), Sultan Anyakrawati (Mas Jolang), dan Sultan Agung.
Pada masa
Sultan Agung mencapai puncak kejayaannya. Karya-karya Sultan Agung yaitu:
Sastra
Gendhing
UU hukum
pidana dan perdata
Adanya
tahun Islam
8.
Kerajaan Banten
Perintis
berdirinya adalah Fatahillah (Syarif Hidayatullah) yang berkuasa sampai tahun
1552.
Setelah
Demak runtuh, sepeninggal Sultan Trenggana, Banten melepaskan diri di bawah
pemerintahan Hasanuddin (1552-1570)
Puncak
kejayaan Banten dicapai masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa
9.
Kerajaan Cirebon
Pendirinya
adalah Sunan Gunung Jati yang memiliki putra Pangeran Pasarean (raja di
Cirebon) dan P. Sabakingkin (raja di Banten).
Pada masa
pemerintahan Girilaya berhasil membina hubungan baik dengan Mataram, namun
sepeninggalnya (1679), Cirebon terpecah menjadi 2, yaitu :
Kasepuhan,
diperintah oleh Pangeran Martawijaya (Sultan Sepuh I)
Kanoman,
diperintah oleh Pangeran Kartawijaya (Sultan Anom I)
10.
Kerajaan Makasar
Merupakan
penyatuan dari dua kerajaan kembar yaitu Gowa dan Tallo
Mengalami
kemajuan yang pesat setelah :
Mengalahkan
“Tellumpocco”
Jatuhnya
Malaka ke tangan Portugis yang mengakibatkan banyak pedagang ke Makasar
Orang-orang
Makasar dan Bugis terkenal sebagai pelaut ulung yang mampu menjaga keamanan
wilayah laut
Tersedianya
rempah-rempah yang banyak (didatangkan dari Maluku)
Puncak
kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin (1653-1669)
11.
Kerajaan Ternate
Berdiri
abad ke-13 dengan ibu kota Sampalu
Raja
pertamanya adalah Sultan Zainal Abidin (1486-1500)
Puncak
kejayaan di bawah Sultan Baabullah
Untuk menghadapi
persaingan dagang dengan Tidore, membentuk persekutuan lima (‘Uli-lima’) yang
terdiri Ternate, Bacan, Ambon, Seram, dan Obi
12.
Kerajaan Tidore
Mencapai
puncak kejayaan pada masa Sultan Nuku
Membentuk
persekutuan sembilan (‘Uli-siwa’) yang terdiri atas Tidore, Halmahera, Makyan,
Jailolo, Soe-siu, kai, dan pulau-pulau lain sama[ai bagian barat Irian (Papua)
13.
Kerajaan Banjar
Terletak di Kalimantan Selatan
Raja yang
terkenal Pangeran Samudra, setelah masuk Islam bergelar Sultan Suryanullah
Peninggalan-peninggalan Sejarah bercorak Islam
1.
Seni Bangunan
a.
Masjid
b.
Keraton
c.
Batu nisan
2.
Seni Sastra dan pemikir Islam
Karya
sastra peninggalan Islam dapat dikelompokkan dalam 4 bentuk:
Hikayat (dongeng pelipur lara)
Babad (cerita latar belakang sejarah)
Syair (puisi
lama yang tiap-tiap baitnya terdiri empat baris)
Suluk
(berisi tentang tasawuf)
3.
Seni Rupa (kaligrafi, hiasan ukir)
4.
Seni Pertunjukkan (seni tari, gamelan)
5.
Upacara dan tradisi (adanya perpaduan animisme, dinamisme, Hindhu
dan Budha)
Upacara
siklus kehidupan (kelahiran, perkawinan, kematian)
Upacara
peringatan orang meninggal (selamatan 3 hari, 7hari, 40 hari, dsb)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar